Rabu, 28 Oktober 2009

tugas ketkom----"Tipe Rumah Sakit "

Definisi Rumah Sakit

Definisi rumah sakit menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor 983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan bahwa : ”Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan”.
Sementara itu menurut WHO (1957) dalam Widyorini (1998) menyatakan bahwa: ”The hospital is an integral part of social and medical organization, the function of which is to provide for the population complete health care both curative and whose outpatient service reach out to the family and as home environment, the hospital is also a center for the training of health workers and for bio social research”.
Definisi menurut di WHO menyebutkan bahwa rumah sakit oleh WHO (1957) diberikan batasan yaitu suatu bahagian menyeluruh dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.
Sementara itu menurut Siregar (2003) menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.

Klasifikasi Rumah Sakit Pengelompokan rumah sakit berdasar perbedaan tingkat kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan.
Berdasarkan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor : 983. Menkes/SK/1992 tentang pedoman rumah sakit umum menyebutkan bahwa rumah sakit pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi rumah sakit umum tipe A, B, C dan D.
Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan yang dimiliki. Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub spesialistik luas.
b. Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis sekurang – kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas.
c. Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik dasar.
d. Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.
Fungsi Rumah Sakit Dalam Abdullah (2007) memaparkan bahwa fungsi rumah sakit adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan medis.
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis.
c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan.
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan.
e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan.
g. Menyelenggarakan administrasi umum.
h. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
Sementara itu dalam Sunaryo (1998) menyatakan bahwa fungsi rumah sakit sangat banyak dipengaruhi faktor internal maupun eksternal.
Adapun faktor internal dan eksternal rumah sakit adalah sebagai berikut:
a. Faktor internal organisasi rumah sakit:
- Fungsi operasional dan pemasaran.
- Fungsi organisasi, manajemen dan sumber daya manusia.
- Fungsi keuangan, biaya, anggaran dan permodalan.
b. Faktor eksternal rumah sakit :
- Lingkungan umum usaha yang dimaksud adalah faktor sosial, budaya, kultur, ekonomi, politik dan demografi.
- Lingkungan khusus rumah sakit yakni adanya persaingan dengan rumah sakit baru disebabkan antara lain karena deregulasi perumahsakitan, perawat, dokter spesialis yang mana tenaga kerja ini sangat mempengaruhi keberhasilan rumah sakit.
Oleh karena melalui jalur pendidikan yang panjang, maka dapat mengakibatkan tenaga tersebut rentan terhadap persaingan.
Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah sakit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa golongan berdasarkan jenis pelayanan, kepemilikan, jangka waktu pelayanan, kapasitas tempat tidur dan fasilitas pelayanan, dan afiliasi pendidikan.

Berdasarkan Jenis PelayananBerdasarkan jenis pelayanannya rumah sakit dapat digolongkan menjadi :
1. Rumah Sakit Umum
Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik. Rumah sakit umum memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatrik, ibu hamil, dan sebagainya.
2. Rumah Sakit Khusus
Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi primer, memberikan diagnosis dan pengobatan untuk penderita yang mempunyai kondisi medik khusus, baik bedah atau non bedah, misal : Rumah Sakit Ginjal, Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit Jantung, Rumah Sakit Bersalin dan Anak, dan lain-lain.

Berdasarkan KepemilikanBerdasarkan kepemilikan, rumah sakit dibagi atas :
1. Rumah Sakit Umum Pemerintah
Rumah sakit umum pemerintah adalah rumah sakit umum milik pemerintah, baik pusat maupun daerah, Departemen Pertahanan dan Keamanan, maupun Badan Usaha Milik Negara. Rumah sakit umum pemerintah dapat dibedakan berdasarkan unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan menjadi empat kelas yaitu rumah sakit umum Kelas A, B, C, dan D.
2. Rumah Sakit Umum Swasta, terdiri atas :a. Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas D.
b. Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum dan spesialistik dalam 4 cabang, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas C.
c. Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat umum, spesialistik dan subspesialistik, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas B.

Berdasarkan Fasilitas Pelayanan dan Kapasitas Tempat Tidur
1. Rumah Sakit Kelas A, yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dan subspesialistik luas, dengan kapasitas lebih dari 1000 tempat tidur.
2. Rumah Sakit Kelas B, dibagi menjadi :a. Rumah sakit B1 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik minimal 11 (sebelas) spesialistik dan belum memiliki sub spesialistik luas dengan kapasitas 300-500 tempat tidur.b. Rumah sakit B2 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik spesialistik dan sub spesialistik terbatas dengan kapasitas 500-1000 tempat tidur.
3. Rumah Sakit Kelas C, yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar, yaitu penyakit dalam, bedah, kebidanan atau kandungan, dan kesehatan, dengan kapasitas 100-500 tempat tidur.
4. Rumah Sakit Kelas D yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar, dengan kapasitas tempat tidur kurang dari 100.

Selasa, 13 Oktober 2009

Franchise Apotek







Mengapa memilih bisnis apotek, bukan bidang usaha yang lain ?
  • Apotek adalah usaha yang telah ada sejak dahulu, umurnya hampir sama dengan dunia kedokteran.
  • Apotek merupakan bisnis jangka panjang yang tetap akan dibutuhkan selama masih ada orang yang sakit (bukan bisnis musiman dan tidak tergantung mode/selera/lifestyle).
  • Apotek akan selalu menjadi tempat pemenuhan 'kebutuhan primer'- setelah pangan - bagi seluruh lapisan masyarakat (baik strata sosial ekonomi, usia , jenis kelamin, dll ) sehingga terbukti sebagai bisnis yang tahan terhadap krisis ekonomi (meskipun harga BBM naik, obat tetap laku terjual).

Mengapa memilih menjadi franchisee Apotek K-24 ?
  • Apotek K-24 adalah apotek asli Indonesia yang pertama diwaralabakan, mempunyai 'corporate culture' dan strategi bisnis yang cocok untuk Indonesia.
  • Apotek K-24 memiliki konsep bisnis waralaba yang unggul dan telah teruji
  • Royalty Fee ringan (1,2%).
  • Franchisee memperoleh 'transfer of knowledge' sehingga mampu mengelola gerai secara mandiri, didukung dengan FOM (Franchise Operations Manuals), pelatihan dan on-going support.

Apakah keunggulan Apotek K-24 ?- Brand Awareness yang tinggi.
  • Brand Awareness yang tinggi.
  • “Apotek jaringan waralaba” yang memiliki konsep bisnis khas yang prima
  • 24 Jam bukanya, hari libur tetap buka. Komplit obatnya ( memiliki ragam obat lebih dari 5800 item).
  • Harga jual bersaing, dan TETAP SAMA baik pagi-siang-malam maupun hari libur.

Berapakah investasi awal yang dibutuhkan untuk membuka satu gerai Apotek K-24 ?

Investasi awal untuk wilayah Yogyakarta, Semarang, atau Surabaya dibutuhkan modal sebesar 600-650 Juta rupiah. Untuk wilayah yang lain tergantung dari biaya sewa lokasi dan 'tingkat kemahalan' daerah dimana akan didirikan gerai apotek.

Untuk apa sajakah investasi awal tersebut ?
Modal tersebut dipakai untuk sewa bangunan (selama 2 tahun @ 35 juta), renovasi bangunan, stok obat, meubeler, signase, eksterior, sistem informasi/IT, modal kerja (3 bulan), inventaris gerai (sepeda motor, AC, TV, genset, PABX, alat tulis, peralatan apotek, dll), perijinan, dan franchise fee.

Apa saja yang harus dibayar oleh franchisee kepada Franchisor (PT.K-24 Indonesia) ?
  • Franchise Fee sebesar Rp. 80juta untuk masa waralaba 6 tahun;dibayar dimuka
  • Royalty Fee sebesar 1,2% dari omzet/bulan- Dana promosi Bersama sebesar 0.3% dari omzet/bulan

Kapan usaha Apotek K-24 ini bisa balik modal ?
Investasi tersebut akan balik modal kurang lebih di tahun ke-3 setelah Apotek K-24 beroperasi, apabila target penjualan terpenuhi.

Berapa luas bangunan minimal gerai Apotek K-24 ?
Luas bangunan minimal 60m2, dengan lebar bangunan berkisar 4,5 meter. Jika ada sisa ruangan disarankan untuk praktek dokter

Apakah paket waralaba Apotek K-24 ini termasuk Praktek Dokter ?
Paket waralaba Apotek K-24 yang kami tawarkan sepenuhnya murni hanya usaha apotek saja

Bagaimana tahapan menjadi Franchisee Apotek K-24 ?
  • Mengisi Enquiry Form/Application Form- Menandatangani MOU
  • Menentukan lokasi gerai- Menandatangani Franchise Agreement
  • Memulai langkah pra-operasional: penentuan apoteker, mengurus perijinan apotek, renovasi bangunan, ekrutmen karyawan, pengadaan stok obat dan peralatan apotek
Berapa lama waktu yang di butuhkan untuk memproses Apotek K-24 sampai dengan tahap Soft Opening ?
Kurang lebih 2-3 bulan setelah lokasi diperoleh dan dipastikan

Apabila modal yang dimiliki belum mencukupi investasi awal yang ditetapkan apakah diperbolehkan bekerjasama dengan orang lain?
Boleh, sebaiknya kerjasama dilakukan dalam bentuk badan hukum CV atau PT (Perseroan Terbatas)

Berapakah jumlah karyawan dalam 1 unit gerai Apotek K-24?
Total karyawan dalam 1 gerai Apotek K-24 berjumlah 15 orang

Daftar Pustaka
http://apotek-k24.com/index.php?option=com_content&task=view&id=78&Itemid=64

Franchise Apotek






Medicine Shoppe farmasi yang didirikan pada tahun 1968 oleh St Louis apoteker, Michael Busch. Busch's misi adalah untuk membawa masyarakat ke apotek yang didedikasikan untuk kedua layanan personalisasi dan dikelola oleh apoteker.
Pada tahun 1970, didirikan Busch Medicine Shoppe International, Inc (MSI), yang memungkinkan dia untuk memperluas kesempatan kepemilikan waralaba-pelanggan lain yang ramah, kewirausahaan apoteker dan investor independen. Pada tahun 1971, waralaba pertama Medicine Shoppe apotek dibuka.
Timeline:
For a detailed company history, please see the timeline.

Slogan:
“Caring beyond prescriptionsSM"

Business Model:
Franchise Model

Operating Committee:
Terry Burnside - General Manager
John Fiacco - Vice President Field Services
Scott Glover - Sr. Vice President Sales and Marketing
Kim Myers - Vice President General Counsel
Bill Rampy - Sr. Vice President Franchise Operations

Headquarters:
Medicine Shoppe International, Inc. is headquartered in St. Louis, Missouri.

Ownership:
Cardinal Health acquired Medicine Shoppe International, Inc. in November 1995.
For more information regarding Cardinal Health, please see below or visit our Web site.
Daftar Pustaka

Franchise Apotek





Franchise / waralaba adalah suatu pola kemitraan usaha antara perusahaan yang memiliki merek dagang yang sudah dikenal dengan sistem manajemen, keuangan dan pemasaran yang telah mantap dengan investor yang berminat memiliki usaha dari pewaralaba tersebut (Franchise)

Konsep Franchise Apotek Century Healthcare adalah sistem franchise yang mana franchisee menunjuk franchisor untuk mengelola keseluruhan operasional apotek miliknya, dari sumber daya manusia, pengadaan barang dagangan, sampai operasional sehari-hari melalui perjanjian franchise dan perjanjian manajemen apotek

Keuntungan menjadi Franchisee Apotek Century Healthcare adalah :
  1. Century Healthcare telah memiliki jumlah member yang banyak sehingga hal ini praktis merupakan potensi konsumen bagi Apotek Franchise Century.
  2. Rantai pasokan ( Supply Chain ) produk Century Healthcare yang sudah dikembangkan dan memiliki hubungan yang sangat erat dengan prinsipal dan distributor terbaik di Indonesia yang menjamin ketersediaan produk secara kontinu dengan kualitas terbaik
  3. Franchisor telah teruji dengan memiliki reputasi yang baik dalam mengelola apotek di Indonesia bahkan dipercaya mengelola pharmacy di salah satu kedutaan besar di Jakarta dengan menggunakan standard Internasional
Perbedaan dengan franchise apotek lain :
  1. Brand Century Healthcare yang telah dikenal
  2. Dukungan yang berkesinambungan dalam pasokan produk, sumber daya manusia, dan sistem komputerisasi apotek
  3. Franchisor memberikan laporan keuangan yang lengkap secara periodik
  4. Franchisor yang lebih berpengalaman dalam pengelolaan apotek
  5. Memiliki konsep apotek modern yang sudah teruji
Persyaratan dan investasi untuk Apotek Century ( Apotek Baru )
  1. Sudah atau akan memiliki lokasi tempat usaha dengan luas minimal 60M2
  2. Memiliki modal usaha +/- Rp. 400jt (sudah termasuk franchise fee, peralatan apotek, perijinan dan barang dagangan)
Persyaratan untuk Apotek Century yang sudah beroperasi dan ingin dikonversi menjadi Apotek Century (menggunakan sistem dan brand Century)
  1. Apotek sudah beroperasi > 6 bulan dengan memenuhi kriteria - kriteria tertentu
  2. Sudah memiliki tenaga kerja yang memadai
  3. Pemilik apotek bersedia berperan secara aktif dalam pengelolaan apotek sehari-hari

Proses pembukaan Apotek Franchise Century



Daftar Pustaka

Tugas Komunikasi

Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

Sejarah Komunikasi

Pada awal kehidupan di dunia, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan. [1].

Pada binatang, selain untuk seks, komunikasi juga dilakukan untuk menunjukkan keunggulan, biasanya dengan sikap menyerang. Munurut sejarah evolusi sekitar 250 juta tahun yang lalu munculnya "otak reptil" menjadi penting karena otak memungkinkan reaksi-reaksi fisiologis terhadap kejadian di dunia luar yang kita kenal sebagai emosi. Pada manusia modern, otak reptil ini masih terdapat pada sistem limbik otak manusia, dan hanya dilapisi oleh otak lain "tingkat tinggi".

Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan.

Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industiralisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri. Mencari teori komunikasi yang terbaik pun tidak akan berguna karena komunikasi adalah kegiatan yang lebih dari satu aktivitas. Masing-masing teori dipandang dari proses dan sudut pandang yang berbeda dimana secara terpisah mereka mengacu dari sudut pandang mereka sendiri.

Komponen komunikasi

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:
  • Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
  • Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
  • Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
  • Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
  • Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
  • Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol"
Proses Komunikasi

Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.
  1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
  2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.

media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan
  1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
  2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

Jenis Komunikasi

Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa yaitu fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis.

Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.

Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.

Jenis Komunikasi Nonverbal

1. Komunikasi Objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian.
Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe.
Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik.
Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak.
Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
2. Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal.
Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain.
Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh.
Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
3. Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal.
Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas,
banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
4. Gerakan Tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh.
Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu;
menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan;
atau untuk melepaskan ketegangan.
5. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik.
Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu,
penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.
6. Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu.
Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.


Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_verbal