Selasa, 22 Desember 2009

" BRONKHITIS "

PENDAHULUAN

Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat. Infeksi saluran napas berdasarkan wilayah infeksinya terbagi menjadi infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. Infeksi saluran napas atas meliputi rhinitis, sinusitis, faringitis, laringitis, epiglotitis, tonsilitis, otitis. Sedangkan infeksi saluran napas bawah meliputi infeksi pada bronkhus, alveoli seperti bronkhitis, bronkhiolitis, pneumonia. Infeksi saluran napas atas bila tidak diatasi dengan baik dapat berkembang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah. Infeksi saluran nafas atas yang paling banyak terjadi serta perlunya penanganan dengan baik karena dampak komplikasinya yang membahayakan adalah otitis, sinusitis, dan faringitis.
 
BRONKHITIS
 
Bronkhitis adalah kondisi peradangan pada daerah trakheobronkhial. Peradangan tidak meluas sampai alveoli. Bronkhitis seringkali diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bronkhitis akut mungkin terjadi pada semua usia, namun bronkhitis kronik umumnya hanya dijumpai pada dewasa. Pada bayi  penyakit ini dikenal dengan nama bronkhiolitis. Bronkhitis akut umumnya terjadi pada musim dingin, hujan, kehadiran polutan yang mengiritasi seperti polusi udara, dan rokok
 
TANDA, DIAGNOSIS & PENYEBAB
Bronkhitis memiliki manifestasi klinik sebagai berikut :
  • Batuk yang menetap yang bertambah parah pada malam hari serta biasanya disertai sputum. Rhinorrhea sering pula menyertai batuk dan ini biasanya disebabkan oleh rhinovirus.
  • Sesak napas bila harus melakukan gerakan eksersi (naik tangga, mengangkat beban berat)
  • Lemah, lelah, lesu
  • Nyeri telan (faringitis)
  • Laringitis, biasanya bila penyebab adalah chlamydia 
  • Nyeri kepala
  • Demam pada suhu tubuh yang rendah yang dapat disebabkan oleh virus influenza, adenovirus ataupun infeksi bakteri. 
  • Adanya ronchii
  • Skin rash dijumpai pada sekitar 25% kasus
FAKTOR RISIKO
Penularan bronkhitis melalui droplet. Faktor risiko terjadinya bronkhitis adalah sebagai berikut:
  • Merokok
  • Infeksi sinus dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan atas dan menimbulkan batuk kronik
  • Bronkhiektasi
  • Anomali saluran pernapasan 
  • Foreign bodies 
  • Aspirasi berulang
KOMPLIKASI
Komplikasi jarang terjadi kecuali pada anak yang tidak sehat. Komplikasi meliputi antara lain PPOK, bronkhiektasis, dilatasi yang bersifat irreversible dan destruksi dinding bronkhial.
TERAPI
1. OUTCOME
Tanpa adanya komplikasi yang berupa superinfeksi bakteri, bronkhitis akut akan sembuh dengan sendirinya, sehingga tujuan penatalaksanaan hanya memberikan kenyamanan pasien, terapi dehidrasi dan gangguan paru yang ditimbulkannya. Namun pada bronkhitis kronik ada dua tujuan terapi yaitu: pertama, mengurangi
keganasan gejala kemudian yang kedua menghilangkan eksaserbasi dan untuk mencapai interval bebas infeksi yang panjang.

2. TERAPI POKOK
Terapi antibiotika pada bronkhitis akut tidak dianjurkan kecuali bila disertai demam dan batuk yang menetap lebih dari 6 hari, karena dicurigai adanya keterlibatan bakteri saluran napas seperti S. pneumoniae, H. Influenzae. Untuk batuk yang menetap > 10 hari diduga adanya keterlibatan Mycobacterium pneumoniae sehingga penggunaan antibiotika disarankan. Untuk anak dengan batuk > 4 minggu harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut terhadap kemungkinan TBC, pertusis atau sinusitis.

TERAPI AWAL
1. Bronkhitis akut
    Patogen : Biasanya virus
    Terapi   :
        Lini I  :   Tanpa antibiotika
        Lini II :   Amoksisilin,amoksi-klav,makrolida
2. Bronkhitis Kronik
    Patogen : H.influenzae, Moraxella catarrhalis, S. pneumoniae
    Terapi   :
    Lini I:  Amoksisilin, quinolon
    Lini II: Quinolon, amoksi-klav, azitromisin, kotrimoksazol
3. Bronkhitis Kronik dg komplikasi
    Patogen  : s.d.a,K. Pneumoniae, P. aeruginosa, Gram (-) batang lain
    Terapi    :

    Lini I: Quinolon
    Lini II: Ceftazidime, Cefepime
4. Bronkhitis Kronik dg infeksi bakteri
    Patogen   :  s.d.a.
    Terapi :
    Lini I: Quinolon oral atau parenteral, Meropenem atau Ceftazidime/Cefepime+Ciprofloksasin oral.

Antibiotika tersebut diatas yang dapat digunakan  dengan lama terapi 5-14 hari sedangkan pada bronkhitis kronik optimalnya selama 14 hari Pemberian antiviral amantadine dapat berdampak memperpendek lama sakit bila diberikan dalam 48 jam setelah terinfeksi virus influenza A.

3. TERAPI PENDUKUNG
  • Stop rokok, karena rokok dapat menggagalkan mekanisme pertahanan tubuh 
  • Bronkhodilasi menggunakan salbutamol, albuterol.
  • Analgesik atau antipiretik menggunakan parasetamol, NSAID. 
  • Antitusiv, codein atau dextrometorfan untuk menekan batuk. 
  • Vaporizer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar